Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kebiasaan Sehari-hari Ini Bikin Warga +62 Rentan Kena Asam Lambung

| September 17, 2024 WIB | 0 Views

 

Kebiasaan Sehari-hari Ini Bikin Warga +62 Rentan Kena Asam Lambung


Jakarta – Masalah asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) semakin sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan mencatat peningkatan jumlah penderita masalah pencernaan ini, terutama di kalangan usia produktif. Beberapa kebiasaan sehari-hari yang lazim di Indonesia ternyata menjadi pemicu utama terjadinya asam lambung, bahkan tanpa disadari oleh banyak orang.

Kebiasaan Buruk yang Memicu Asam Lambung

Beberapa kebiasaan yang sering dilakukan warga Indonesia, terutama di kalangan pekerja kantoran, diketahui dapat memperburuk kondisi asam lambung. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang paling sering menyebabkan peningkatan risiko GERD:

1. Makan Terburu-buru dan Tidak Teratur
   Salah satu kebiasaan yang paling umum adalah makan dengan tergesa-gesa, terutama di sela-sela pekerjaan. Banyak orang yang makan dengan cepat dan tidak mengunyah makanan dengan baik, yang berujung pada peningkatan produksi asam lambung. Selain itu, jadwal makan yang tidak teratur, seperti sering melewatkan sarapan atau makan malam terlalu larut, turut memperburuk gejala asam lambung.

2. Konsumsi Makanan Pedas dan Berminyak Berlebihan
   Makanan pedas, berminyak, dan berlemak memang menjadi favorit banyak orang di Indonesia. Namun, konsumsi berlebihan jenis makanan ini terbukti dapat memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang menyebabkan mulas dan nyeri di bagian ulu hati. “Konsumsi makanan pedas seperti sambal atau gorengan secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko iritasi lambung,” kata Dr. Fitriani Santoso, seorang ahli gastroenterologi.

3. Sering Begadang dan Kurang Istirahat
   Pola tidur yang tidak teratur, seperti begadang dan tidur larut malam, juga berkontribusi pada masalah asam lambung. Saat tubuh kurang istirahat, produksi hormon stres meningkat, yang berdampak langsung pada gangguan pencernaan. Ini menyebabkan perut tidak memiliki cukup waktu untuk mencerna makanan dengan baik, sehingga meningkatkan risiko refluks asam lambung.

4. Minuman Berkafein dan Soda Berlebih
   Kopi, teh, serta minuman bersoda sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup banyak orang. Sayangnya, kandungan kafein dan karbonasi dalam minuman-minuman tersebut dapat mengendurkan otot katup antara lambung dan kerongkongan, sehingga asam lambung lebih mudah naik. Minuman ini juga merangsang produksi asam lambung dalam jumlah lebih besar, terutama jika diminum dalam keadaan perut kosong.

5. Stres dan Tekanan Pekerjaan
   Stres berkepanjangan dapat memicu produksi asam lambung yang berlebih. Hal ini kerap terjadi pada pekerja yang mengalami tekanan kerja tinggi. Dr. Fitriani menambahkan, “Stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tapi juga fisik, terutama pada sistem pencernaan. Ketika seseorang stres, produksi asam lambung akan meningkat.”

Pencegahan dan Solusi

Untuk menghindari atau mengurangi risiko asam lambung, dokter menyarankan untuk mengubah beberapa kebiasaan sehari-hari. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

- Mengunyah Makanan dengan Baik: Sebelum ditelan, makanan harus dikunyah secara sempurna agar lambung tidak bekerja terlalu keras dalam proses pencernaan.
- Atur Jadwal Makan: Usahakan untuk makan secara teratur dan tidak melewatkan waktu makan. Idealnya, makan dalam porsi kecil namun sering, alih-alih makan dalam porsi besar sekaligus.
- Hindari Makanan Pemicu: Kurangi konsumsi makanan pedas, berminyak, serta minuman berkafein atau bersoda, terutama di malam hari.
- Tidur Cukup dan Berkualitas: Istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan sistem pencernaan.
- Manajemen Stres: Cobalah teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau olahraga ringan untuk mengurangi stres yang bisa memicu asam lambung.

Pesan Para Ahli

Dokter mengingatkan bahwa asam lambung bukanlah penyakit yang sepele. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi komplikasi serius, seperti luka pada kerongkongan, penyempitan saluran cerna, hingga meningkatkan risiko kanker kerongkongan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengubah kebiasaan buruk yang dapat memicu asam lambung sebelum kondisi tersebut semakin parah.

Dengan meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat, diharapkan angka penderita asam lambung di Indonesia bisa dikurangi. Mengatur pola makan dan hidup sehat tidak hanya akan berdampak positif pada kesehatan pencernaan, tapi juga pada kualitas hidup secara keseluruhan.

Reporter: Portal Berita 360

Nasional